Rabu, 22 April 2015

Cerpen Kisah Anak Tanpa Memiliki Teman

Kisah Murid Baru

            Dahulu, tepat di sekolahku, aku menjadi salah satu  siswa baru yang masuk untuk bersekolah di sekolah ini. Sekolah ini tidak menerima sembarang orang. Syarat masuk sekolah ini diwajibkan untuk mengikuti beberapa tes. Jika tes tersebut berhasil maka seorang siswa dapat diterima di sekolah ini. Memang sekolah ini sekolah negeri, namun kebanyakan disini orang tua murid nya berpenghasilan banyak dan terlihat sombong.
            Pada saat aku mendaftar, sebenarnya saya tidak yakin untuk bersekolah disini, karena dari penampilan anak-anak disana sudah terlihat klas atas, yang berbeda dengan saya. Yang hanya berpakaian sederhan. Alasan saya berpindah kesekolah ini karena keluarga saya baru saja pindah rumah dan saya juga harus berpindah sekolah, mencari sekolah yang dekat dengan rumah, agar tidak merepotkan orangtua saya. Saya hanya anak tukang buah di pasar dan orangtua saya hanya berpenghasilan kecil. Namun semua pikiran itu seolah tidak saya pikirkan, karena yang saya pikirkan hanya belajar supaya  dapat menjadi orang yang sukses. Akhirnya setelah hari pertama tes dimulai saya berdoa, agar bisa lulus dengan nilai yang bagus supaya diterima di sekolah ini. Saya tidak hanya sendiri, namun banyak teman-teman lain yang juga serta ikut mendaftar bersama saya. Ketika saya mengerjakan soal, ternyata soal itu sudah pernah saya pelajari waktu saya bersekolah di sekolah lama saya, saya pun mengerjakannya dengan cepat dan teliti. Seusai mengerjakan, saya pun yang menjadi siswa pertama yang selesai mengerjakan tes ini. Saya lalu pulang kerumah bersama dengan ibu saya.
            Pada  saat hari kedua, ibu saya kembali ke sekolah itu dan mengambil hasil tes yang dikerjakan ku kemarin.  Ibu ku diberitahu kepada kepala sekolah agar membuka nilai ku itu, dan ibu ku pun terkejut dngan perolehan nilai ku yang tidak disangka. Kepala sekolah lalu memberikan ucapan selamat bagi ibu ku karena aku sudah ditterima di sekolah baru ini, lalu ibu ku mengambil seragam yang sudah disediakan oleh sekolah. Ibu ku lalu segera pulang kerumah dan membacakan  hasil nilai  yg  sangat membanggakan bagiku. Semua soal yang ku kerjakan hanya salah 3 dan aku mendapat nilali 9,40 dan aku diterima di sekolah itu. Sungguh aku terkejut mendengarnya aku langsung bergembira dan langsung mencoba seragam baru yang akan ku kenakan esok pagi.
            Malamnya segala kebutuhan untuk bersekolah sudah ku persiapkan, mulai dari buku, tas, sepatu, alat tulis, dan seragam yang akan ku kenakan esok pagi. Aku pun lalu tidur dengan pulas. Paginya ibuku membangunkan aku pagi-pagi. Aku disuruh ibu ku untuk bergegas mandi agar segar dan bersiap-siap berangkat menuju sekolah ku yang baru. Seusai mandi aku sarapan pagi bersama ibu dan keluarga ku, keluarga ku berpesan agar aku berhati-hati dijalan supaya tidak terjadi hal yang tak diinginkan dan harus mematuhi aturan yang diberikan di sekolah baru ku. Ibu ku juga membawakan bekal nasi agar aku disana tidak usah jajan dan hanya makan makanan dari rumah saja. Setelah itu aku berpamitan pada orang tua ku dan meminta doa restu agar diberikan kelancaran dalam belajar.
Pukul 6 aku pun berangkat jalan kaki dari rumah ku menuju sekolah. Sampai di pintu gerbang, aku merasa tidaak percaya diri, melihat teman-teman baru ku turun dari mobil mewah. Namun, aku hanya berjalan kaki saja. Saat itu pun, aku masuk kelas ku dengan jalan tidak percaya diri. Saat aku masuk kelas, terlihat teman-teman ku melihat aku dengan muka yang seperti tak suka pada ku. Lalu aku bingung memilih tempat duduk dimana. Tiba-tiba teman baruku menyuruh ku untuk duduk dipojok paling belakang, saat menyuruh ku pun dengan ucapan keras dan seolah benar-benar tidak suka padaku.
Bel telah berbunyi aku pun segera duduk dibelakang sendirian tanpa ditemani teman bangku ku. Bangku samping ku pun kosong, terlihat tak ada yang mau bermain dengan ku. Saat pelajaran pertama dimulai adalah pelajaran Mtk kesukaan ku. Pada saat itu pun aku diajak berkenalan dengan teman-teman ku oleh guru Mtk tersebut. Saat aku perkenal kan diriku, tak ada satu temanku yang memperhatikan ku, semua nya sibuk dengan teman sebangkunya yang saling berbicara. Seusai perkenalan ku aku langsung ditunjuk kepada guru ku untuk mengerjakan soal, saat kedepan semua teman ku menyaksikan aku didepan kelas. Aku pun merasa gugup. Namun saat aku mengerjakannya ternyata mudah sekali. Aku pun dapat mengerjakan soal itu dengan cepat. Teman-teman ku memberi tepuk tangan padaku kecuali ada sekolompok grup yang sepertinya tak suka dengan kehadiranku.
            Setelah pelajaran selesai dan tiba saatnya jam istirahat aku langsung mengambil bekal yang sudah dibawakan oleh ibuku , dan saat itu pun aku diejek oleh sekelompok temanku. Aku dihina anak miskin, anak sok pintar, anak yang bau, dan semua lontaran-lontaran kasar yang ku terima. Memang dikelas aku nampak yang paling tidak menarik, berbeda dengan teman yang juga baru saja mendaftar sama seperti aku, namun dia tidak diperlakukan sepertiku, dia diajak oleh romobongan teman lainnya, karena dia juga terlihat anak orang kaya. Namun semua itu tidak mengganggu konsntrasi ku, karena aku disini hanya untuk belajar bukan bergaya. Saat pelajaran kedua pun aku juga seperti itu, teman yang lain sibuk bererita, aku hanya diam di belakang sendirian. Sungguh bukan hal yang aku inginkan. Hal ini sama seperti yang ku bayangkan sebelumnya. Tapi aku hanya berkata “ya sudahlah bagaimana lagi, semuanya telah terjadi”. Pasti esok nanti akan bahagia
            Setelah lama, beberapa bulan aku didiamkan dengan teman-temanku, aku hanya bermain sendiri, jika bekerja kelompok. Hanya aku yang disuruh-suruh, sementara yang lain asik bermain. Semua ini ku pendam dan tidak kukatakan kepada orangtua ku. Karena jika orangtuaku tau, mereka akan menjadi ikut kesusahan mendengarnya.
            Namun, pada saat ingin melaksanakan ujian, tiba-tiba saja teman perempuan ku mendatangi ku. Mereka memohon padaku untuk mengajarkan semua mata pelajaran kepada mereka. Mereka sudah meminta maaf kepada ku, dan mereka sangat menyesal telah menghina diriku. Aku pun memaafkannya dan langsung mangajari beberapa temanku pelajaran yang mereka tidak bisa. Akhir-akhir ini mereka sangat dekat dengan ku. Aku pun merasa senang telah mendapat teman yang baik disini, ternyata dugaanku selama ini tidak benar, orang-orang kaya disini ternyata juga baik kepadaku yang hanya orang biasa.

Amanat :
·       Jadilah orang yang memiliki kemauan keras seperti contoh “Aku” diatas, dia tidak pernah berhenti mengeluh walaupun sering dihina oleh temannya.
·       Dia pun yang awalnya merasa bahwa orang-orang di sekolah ini orang yang sombong namun akhirnya juga tidak. Setiap orang memiliki watak masing-masing, ada yang bisa dirubah wataknya menjadi baik. Ada juga yang tetap begitu wataknya.
·       Percayalah kamu seperti contoh “Aku” bahwa semua akan indah pada waktu yang telah ditentukan.
·       Dan janganlah kalian menghina sesama teman dimana pun
·       Jangan kau pilih-pilih teman sesuai derajatnya, karena semua derajat orang di mata Allah itu sama, semuanya manusia biasa. Dan derajat bukan diukur dari harta kekayaannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar