Kisah
Murid Baru
Dahulu,
tepat di sekolahku, aku menjadi salah satu siswa baru yang masuk untuk bersekolah di
sekolah ini. Sekolah ini tidak menerima sembarang orang. Syarat masuk sekolah
ini diwajibkan untuk mengikuti beberapa tes. Jika tes tersebut berhasil maka
seorang siswa dapat diterima di sekolah ini. Memang sekolah ini sekolah negeri,
namun kebanyakan disini orang tua murid nya berpenghasilan banyak dan terlihat
sombong.
Pada
saat aku mendaftar, sebenarnya saya tidak yakin untuk bersekolah disini, karena
dari penampilan anak-anak disana sudah terlihat klas atas, yang berbeda dengan
saya. Yang hanya berpakaian sederhan. Alasan saya berpindah kesekolah ini karena
keluarga saya baru saja pindah rumah dan saya juga harus berpindah sekolah,
mencari sekolah yang dekat dengan rumah, agar tidak merepotkan orangtua saya. Saya
hanya anak tukang buah di pasar dan orangtua saya hanya berpenghasilan kecil. Namun
semua pikiran itu seolah tidak saya pikirkan, karena yang saya pikirkan hanya
belajar supaya dapat menjadi orang yang
sukses. Akhirnya setelah hari pertama tes dimulai saya berdoa, agar bisa lulus
dengan nilai yang bagus supaya diterima di sekolah ini. Saya tidak hanya
sendiri, namun banyak teman-teman lain yang juga serta ikut mendaftar bersama
saya. Ketika saya mengerjakan soal, ternyata soal itu sudah pernah saya
pelajari waktu saya bersekolah di sekolah lama saya, saya pun mengerjakannya
dengan cepat dan teliti. Seusai mengerjakan, saya pun yang menjadi siswa
pertama yang selesai mengerjakan tes ini. Saya lalu pulang kerumah bersama
dengan ibu saya.
Pada
saat hari kedua, ibu saya kembali ke
sekolah itu dan mengambil hasil tes yang dikerjakan ku kemarin. Ibu ku diberitahu kepada kepala sekolah agar
membuka nilai ku itu, dan ibu ku pun terkejut dngan perolehan nilai ku yang
tidak disangka. Kepala sekolah lalu memberikan ucapan selamat bagi ibu ku
karena aku sudah ditterima di sekolah baru ini, lalu ibu ku mengambil seragam
yang sudah disediakan oleh sekolah. Ibu ku lalu segera pulang kerumah dan
membacakan hasil nilai yg sangat membanggakan bagiku. Semua soal yang ku
kerjakan hanya salah 3 dan aku mendapat nilali 9,40 dan aku diterima di sekolah
itu. Sungguh aku terkejut mendengarnya aku langsung bergembira dan langsung
mencoba seragam baru yang akan ku kenakan esok pagi.
Malamnya
segala kebutuhan untuk bersekolah sudah ku persiapkan, mulai dari buku, tas,
sepatu, alat tulis, dan seragam yang akan ku kenakan esok pagi. Aku pun lalu
tidur dengan pulas. Paginya ibuku membangunkan aku pagi-pagi. Aku disuruh ibu
ku untuk bergegas mandi agar segar dan bersiap-siap berangkat menuju sekolah ku
yang baru. Seusai mandi aku sarapan pagi bersama ibu dan keluarga ku, keluarga
ku berpesan agar aku berhati-hati dijalan supaya tidak terjadi hal yang tak
diinginkan dan harus mematuhi aturan yang diberikan di sekolah baru ku. Ibu ku
juga membawakan bekal nasi agar aku disana tidak usah jajan dan hanya makan
makanan dari rumah saja. Setelah itu aku berpamitan pada orang tua ku dan
meminta doa restu agar diberikan kelancaran dalam belajar.
Pukul 6 aku pun berangkat jalan kaki dari
rumah ku menuju sekolah. Sampai di pintu gerbang, aku merasa tidaak percaya
diri, melihat teman-teman baru ku turun dari mobil mewah. Namun, aku hanya
berjalan kaki saja. Saat itu pun, aku masuk kelas ku dengan jalan tidak percaya
diri. Saat aku masuk kelas, terlihat teman-teman ku melihat aku dengan muka
yang seperti tak suka pada ku. Lalu aku bingung memilih tempat duduk dimana. Tiba-tiba
teman baruku menyuruh ku untuk duduk dipojok paling belakang, saat menyuruh ku
pun dengan ucapan keras dan seolah benar-benar tidak suka padaku.
Bel telah berbunyi aku pun segera duduk
dibelakang sendirian tanpa ditemani teman bangku ku. Bangku samping ku pun
kosong, terlihat tak ada yang mau bermain dengan ku. Saat pelajaran pertama
dimulai adalah pelajaran Mtk kesukaan ku. Pada saat itu pun aku diajak
berkenalan dengan teman-teman ku oleh guru Mtk tersebut. Saat aku perkenal kan
diriku, tak ada satu temanku yang memperhatikan ku, semua nya sibuk dengan teman
sebangkunya yang saling berbicara. Seusai perkenalan ku aku langsung ditunjuk
kepada guru ku untuk mengerjakan soal, saat kedepan semua teman ku menyaksikan
aku didepan kelas. Aku pun merasa gugup. Namun saat aku mengerjakannya ternyata
mudah sekali. Aku pun dapat mengerjakan soal itu dengan cepat. Teman-teman ku
memberi tepuk tangan padaku kecuali ada sekolompok grup yang sepertinya tak
suka dengan kehadiranku.
Setelah
pelajaran selesai dan tiba saatnya jam istirahat aku langsung mengambil bekal
yang sudah dibawakan oleh ibuku , dan saat itu pun aku diejek oleh sekelompok
temanku. Aku dihina anak miskin, anak sok pintar, anak yang bau, dan semua
lontaran-lontaran kasar yang ku terima. Memang dikelas aku nampak yang paling
tidak menarik, berbeda dengan teman yang juga baru saja mendaftar sama seperti
aku, namun dia tidak diperlakukan sepertiku, dia diajak oleh romobongan teman
lainnya, karena dia juga terlihat anak orang kaya. Namun semua itu tidak
mengganggu konsntrasi ku, karena aku disini hanya untuk belajar bukan bergaya. Saat
pelajaran kedua pun aku juga seperti itu, teman yang lain sibuk bererita, aku
hanya diam di belakang sendirian. Sungguh bukan hal yang aku inginkan. Hal ini
sama seperti yang ku bayangkan sebelumnya. Tapi aku hanya berkata “ya sudahlah
bagaimana lagi, semuanya telah terjadi”. Pasti esok nanti akan bahagia
Setelah
lama, beberapa bulan aku didiamkan dengan teman-temanku, aku hanya bermain
sendiri, jika bekerja kelompok. Hanya aku yang disuruh-suruh, sementara yang
lain asik bermain. Semua ini ku pendam dan tidak kukatakan kepada orangtua ku. Karena
jika orangtuaku tau, mereka akan menjadi ikut kesusahan mendengarnya.
Namun,
pada saat ingin melaksanakan ujian, tiba-tiba saja teman perempuan ku
mendatangi ku. Mereka memohon padaku untuk mengajarkan semua mata pelajaran
kepada mereka. Mereka sudah meminta maaf kepada ku, dan mereka sangat menyesal
telah menghina diriku. Aku pun memaafkannya dan langsung mangajari beberapa
temanku pelajaran yang mereka tidak bisa. Akhir-akhir ini mereka sangat dekat
dengan ku. Aku pun merasa senang telah mendapat teman yang baik disini, ternyata
dugaanku selama ini tidak benar, orang-orang kaya disini ternyata juga baik
kepadaku yang hanya orang biasa.
Amanat :
·
Jadilah orang
yang memiliki kemauan keras seperti contoh “Aku” diatas, dia tidak pernah
berhenti mengeluh walaupun sering dihina oleh temannya.
·
Dia pun yang
awalnya merasa bahwa orang-orang di sekolah ini orang yang sombong namun
akhirnya juga tidak. Setiap orang memiliki watak masing-masing, ada yang bisa
dirubah wataknya menjadi baik. Ada juga yang tetap begitu wataknya.
·
Percayalah kamu
seperti contoh “Aku” bahwa semua akan indah pada waktu yang telah ditentukan.
·
Dan janganlah
kalian menghina sesama teman dimana pun
·
Jangan kau
pilih-pilih teman sesuai derajatnya, karena semua derajat orang di mata Allah
itu sama, semuanya manusia biasa. Dan derajat bukan diukur dari harta
kekayaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar